Kamis, 20 Februari 2014

CERPEN





Penulis : Haji Abdul Malik Karim Amrullah
Tahun terbit : 1938


Dikisahkan ada seorang pemuda bernama Hamid, sejak berumur empat tahun telah ditinggal mati ayahnya. Ayah Hamid sebelumnya adalah seorang yang kaya. setelah perniagaannya jatuh dan menjadi melarat,sahabat dan sanak saudara yang dulu banyak, tak ada lagi sanak saudara dan sahabatnya yang datang. Karena sudah tak terpandang lagi oleh orang-orang sekitarnya itu, maka pindahlah ayah Hamid beserta ibunya ke kota Padang, yang akhirnya dibuatnya sebuah rumah kecil. Di tempat itulah ayah Hamid meninggal.
Tatkala Hamid berumur enam tahun, untuk membantu ibunya ia minta kepada ibunya agar dibuatkan jualan kue-kue untuk dijajakan setiap pagi.

Ada tetangga baru di dekat rumah hamid terdapat sebuah gedung besar yang berpekarangan luas. Rumah itu telah kosong karena pemiliknya, seorang Belanda, telah kembali ke negerinya. Hanya penjaganya yang masih tinggal, yakni seorang laki-laki tua yang bernama Pak Paiman. Tetapi tak lama kemudian, rumah itu dibeli oleh seorang-orang kaya yang bernama Haji Jakfar. Isterinya bernama Mak Asiah dan anaknya hanya seorang perempuan saja yang bernama Zainab.

Mak Asiah senang memanggil Hamid setiap pagi  karena hendak membeli makanan yang dijualnya itu. Pada waktu itu juga ia ditanya oleh Mak Asiah tentang orang tuanya dan tempat tinggalnya. Setelah Hamid menjawab pertanyaan itu, Mak Asiah pun meminta kepada Hamid agar ibunya datang ke rumahnya. Sejak kedatangan ibu Hamid ke rumah Mak Asiah itulah, maka persahabatan mereka itu menjadi karib dan Hamid beserta ibunya sudah dianggap sebagai keluarganya sendiri.
http://id.effectivemeasure.net/emnb_18_27281.gif
Akhirnya Hamid dibiayai noleh haji Jakfar,suami mak Asiah,juga disekolahkan bersama-sama anaknya, Zainab, yang umurnya lebih muda daripada Hamid. Pergaulan Hamid dengan Zainab, seperti pergaulan antara kakak dengan adik saja. Setelah tamat dari SD, Hamid dan Zainab pun sama-sama dilanjutkan sekolahnya ke Mulo.

Setelah keduanya tamat dari Mulo, barulah Hamid berpisah dengan Zainab. Keduanya sebenarnya telah saling jatuh cinta.Namun Hamid sadar akan statusnya.Zainabpun  harus
masuk pingitan,menurut adat didesa itu. sedang Hamid yang masih dibiayai oleh Haji Jakfar, meneruskan pelajaran ke sekolah agama di Padangpanjang. Di sekolah itulah Hamid mempunyai seorang teman laki-laki yang bernama Saleh.
Pada suatu petang, tatkala Hamid pergi berjalan-jalan di pesisir, bertemulah ia dengan Mak Asiah yang baru datang dari berziarah ke kubur suaminya. Ia naik perahu sewaan bersama-sama dua orang perempuan tua lainnya. 

Pada pertemuan itulah Mak Asiah mengharapkan kedatangan Hamid ke rumahnya pada keesokan harinya, karena ada suatu hal penting yang hendak dibicarakannya. Setelah Hamid datang pada keesokan harinya ke rumah Mak Asiah, maka Hamid pun dimintai tolong oleh Mak Asiah agar ia mau membujuk Zainab untuk bersedia dinikahkan dengan kemenakan Haji Jakfar yang pada waktu itu masih bersekolah di Jawa. Tetapi permintaan itu ditolak oleh Zainab dengan alasan ia belum lagi hendak menikah.
Penolakan itu sebenarnya disebabkan Zainab sendiri telah jatuh cinta kepada Hamid. Bagi Hamid sendiri, sebenarnya ia cinta kepada Zainab, hanya cintanya itu tidak dinyatakan berterus terang kepada Zainab.

 Karena itulah, sebenarnya suruhan Mak Asiah itu bertentangan dengan isi hatinya. Tetapi karena ia telah berhutang budi kepada Mak Asiah, maka dilaksanakan permintaan tersebut. Setelah kejadian itu Hamid pun pulang ke rumahnya, tetapi sejak itu, ia tidak pernah lagi datang ke rumah Mak Asiah, karena sejak itu ia meninggalkan kota Padang menuju Medan dan selanjutnya pergi ke tanah Suci Mekah. Dari Medan Hamid berkirim surat kepada Zainab untuk minta diri pergi menurutkan kemana arah kakinya berjalan. Surat Hamid itulah yang selalu mendampingi Zainab yang dalam kesepian itu.

Sementara itu dikota suci mekah,Hamid bertemu dengan Saleh,temannya dahulu. Hamid menceritakan segala perasaannya pada Zainab kepada Saleh.cinta mereka tidak bisa disatukan karena  ibu Hamid sendiri melarang Hamid untuk mencintai Zainab,karena ibu Hamid merasa tidak pantas.sementara Ternyata Saleh adalah suami dari Rosna,Rosna sendiri adalah sahabat Zainab. Rosna dan saleh saling bercerita,berkirim surat tentang kisah Hamid dan Zainab.Zainab yang sedih berlebihan,karena cinta yang tidak bisa bersatu dengan Hamid,akhirnya menjadi sakit hingga akhirnya meninggal.

Karena terlalu cintanya Hamid pada Zainab,terlebih mendengar Zainab yang meninggal dunia,Hamidpun tak kuasa menahan sedih.Selalu memikirkan Zainab,hingga akhirnya Hamid jatuh sakit dan meninggal dibawah lindungan ka'bah. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar